slide populer

Rabu, 10 Oktober 2012

Kesaksian elisabeth 40 Hari Bersama Tuhan Yesus Dibawa ke Neraka dan Surga ( Part 2, hari 10-25 )


Hari ke 10

Jantung Neraka (Pusat Neraka)

Aku berdoa di kamar seorang diri. Kemudian TUHAN YESUS membawa tubuh rohaniku ke Neraka. Berjalan seorang diri di Neraka dan melihat iblis berjalan kian kemari tetap saja membuat jantungku berdetak kencang meski sudah kesekian kalinya aku memasuki Neraka. 

Terdengar dari atas suara TUHAN YESUS menyuruhku masuk dan berjalan lebih dalam lagi. 

Aku berada di bagian Tubuh dan Jantung Neraka. 

Di tengah bagian tubuh tersebut ada jalan menurun, TUHAN YESUS menyuruhku mengikuti jalan itu. Setelah berjalan terus, aku tiba di sebuah tempat yang bentuknya seperti kawah gunung berapi, seperti sumur yang di dalamnya terdapat cairan mendidih dengan gelembung-gelembung air. Airnya tidak bening tetapi seperti lender berwarna hijau kecoklatan, mirip rawa, ada warna coklat kemerahan, seperti warna urat-urat nadi. Tempat ini terpanas di bagian Neraka, paling bau sehingga membuatku mual sampai tubuh jasmaniku turut merasakan panas dan berkeringat. 

Kata TUHAN, “Tempat ini merupakan jantung neraka atau pusat neraka.” Aku mendengar dengan jelas perkataan TUHAN YESUS. Di depan, aku melihat orang-orang yang digantung berdua-dua, laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan. Posisi mereka saling membelakangi, punggung dengan punggung menempel. Orang-orang tersebut digantung di atas, lalu perlahan-lahan diturunkan ke dalam sumur kawah, begitu kaki mereka menyentuh cairan mendidih, mereka berteriak dan meronta kesakitan, serta memanggil nama TUHAN YESUS memohon pengampunan. Perlahan-lahan tubuh mereka dimasukkan sampai tenggelam, kemudian dengan perlahan-lahan pula tubuh mereka diangkat. Saat diangkat, tubuh mereka meleleh seperti lilin, kulitnya mengelupas, lalu dagingnya kemudian tulang-tulangnya pun meleleh perlahan-lahan dari ujung kaki sampai ujung kepala sampai habis tak tersisa. Kemudian perlahan-lahan tubuh mereka tumbuh kembali, sempurna seperti sediakala. Lalu mereka dimasukkan ke sumur kawah, meleleh, tubuh mereka habis kemudian tumbuh kembali. Begitu seterusnya. Hukuman tersebut terus menerus dan tidak ada kata berhenti. 

Kata TUHAN, “Hukuman ini untuk kaum gay; lesbian, homoseksual, dan banci. Kalau mereka sampai akhir hidupnya tidak bertobat mereka akan masuk ke tempat ini, padahal mereka sudah mengaku menjadi anakKU dan percaya kepadaKU.” 

(Imamat 18:22, Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian.

Imamat 20:13 – Bila seorang laki-laki tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, jadi keduanya melakukan suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.)

Tubuh jasmaniku terasa lemas sekali, telinga pun terasa sakit mendengar teriakan orang-orang. Perutku terasa mual, badan berkeringat dan terasa panas. Aku tidak kuat dan tergeletak lemas. Setelah bangun, aku melihat di cermin muka dan telingaku merah seperti habis berjemur di bawah sinar matahari. 


Hari ke 11

Aku berdoa sendiri di kamar. Ketika berdoa dan berbahasa Roh, aku kembali dibawa TUHAN ke Jantung Neraka.

Lagi-lagi aku berada di tempat tersebut sendiri dan hanya mendengar suara TUHAN dari atas saja. Tempat itu paling panas, paling bau, dan banyak iblis berjalan hilir mudik.

TUHAN menyuruhku melihat-lihat Jantung Neraka, ternyata di sekitarnya ada tempat seperti sel-sel penjara yang di dalamnya terdapat satu orang yang dihukum.

Tidak ada iblis yang menjaga di sel-sel tersebut, aku melihat dari luar dinding-dinding sel tersebut seperti bergerak-gerak. Ternyata setelah aku perhatikan dinding tersebut dipenuhi oleh belatung atau ulat yang sangat kecil. Di tengah sel tersebut ada orang yang terlentang, terikat tangan dan kakinya. Perlahan-lahan ulat-ulat kecil tersebut merayap di tubuh orang itu, tepat di bagian alat kelaminnya ulat-ulat kecil mulai menggigit, sehingga darah menyembur dan mengalir. Teriakan yang melengking, teriakan kesakitan terdengar di setiap sel. Orang tersebut adalah seorang pria. Begitu alat kelaminnya digerogoti sampai habis, kemudian tumbuh dan utuh seperti sedia kala. Kemudian kembali digerogoti sampai habis. Setelah tumbuh kembali, digerogoti ulat-ulat kecil kembali. Terus menerus.

Di sel sebelahnya terlihat seorang wanita yang terlentang dan terikat tangan dan kakinya, dinding-dinding selnya dipenuhi ulat-ulat kecil. Perlahan-lahan tubuh wanita tersebut dipenuhi ulat-ulat kecil, tetapi tepat di bagian alat kelamin dan dadanya, ulat-ulat kecil mulai menggerogoti. Darah menyembur, mengalir dan teriakan kesakitan meminta ampun kepada TUHAN mulai terdengar. TUHAN hanya berkata, “Sudah terlambat, saat di dunia kamu diberi kesempatan untuk bertobat tetapi kesempatan itu tidak kamu ambil.” TUHAN menjelaskan kepadaku bahwa di sel-sel tersebut khusus untuk orang-orang yang suka bermain-main dengan alat kelaminnya; melakukan dosa perzinahan, dosa seksual, menjadi wanita simpanan, pelacur, atau menjadi pria simpanan. Atau orang-orang yang pergi ke tempat pelacuran, yang tidak setia pada pasangannya, selingkuh dan dosa seksual lainnya, termasuk free sex. Segala dosa yang berhubungan dengan alat kelamin. Kalau sampai akhir hidupnya tidak bertobat padahal mengaku percaya kepada TUHAN YESUS dan mengenal DIA, maka akan dimasukkan ke tempat yang paling mengerikan yaitu Neraka, disana ulat-ulatnya tidak akan pernah mati, hukuman tidak akan pernah berhenti.

Aku terus berjalan berkeliling melihat tiap-tiap sel dengan hukuman yang sama, tiap sel diisi satu orang, di sel yang satu diisi oleh wanita dan di sebelahnya diisi oleh pria. Berselang-seling dan ada berjuta-juta sel disana.


Hari ke 12

Aku kembali berada di Jantung Neraka untuk yang ketiga kalinya.

Aku berdiri di depan sumur besar yang di dalamnya terdapat cairan mendidih. 

Ketika akan berjalan ke tempat yang lebih jauh, tiba-tiba langkahku terhenti karena di depan ada gambaran besar seperti layar film yang besar sekali. Disitu terlihat sekelompok orang yang sedang berdoa, berbahasa Roh melakukan peperangan rohani. Terdengar mereka berdoa mengusir roh-roh jahat dan banyak roh jahat yang keluar dari tempat tersebut tapi sayangnya mereka hanya mengatakan “pergi semua roh-roh jahat” untuk mengusir roh jahat atau setan, sehingga hanya membuat roh-roh jahat pergi dari tempat tersebut dan berpindah ke tempat lain. Setelah itu aku melihat ada orang-orang yang mendoakan orang-orang lain yang kerasukan, hanya berbahasa Roh dan mengatakan “Pergi, aku mengusir roh-roh jahat dalam tubuh orang ini”. Memang sih roh-roh jahat itu pergi, tapi hanya berpindah ke tempat lain dan ada yang berjalan-jalan. Seakan-akan doa orang-orang tersebut tidak ada Otoritas TUHAN.

Setelah itu aku melihat orang-orang berdoa dan berbahasa Roh berkata: 

“Semua roh jahat terikat, terbakar dengan api dari Surga”, dan aku melihat setiap roh jahat tubuhnya hancur dan tepat di sisiku ada abu masuk ke sumur yang dalam di jurang Neraka tersebut. Kemudian timbul makhluk-makhluk seram dari sumur kawah tersebut. Tidak seperti makhluk kecil menyeramkan penghuni neraka berbentuk tangan, makhluk-makhluk disini sangat besar, bersayap, bertanduk, berkuku tajam dan bermata merah. Mereka keluar dari sumur untuk kemudian diikat dan masuk ke tempat paling ujung dalam keadaan terbelenggu dan tidak dapat keluar lagi ke dunia.

TUHAN menjelaskan kepadaku bahwa yang TUHAN mau bukan sekedar berbahasa Roh dan mengusir setan tapi benar-benar perkataan kita ada OtoritasNYA. 

Perkataan yang keluar dari dalam hati yang tulus, penuh Otoritas iman kepada TUHAN YESUS, benar-benar percaya kepada TUHAN YESUS sampai mengendalikan setiap pikiran kita yang kadang tidak percaya. 

TUHAN sedih dan menyampaikan bahwa banyak Gereja TUHAN yang kehilangan urapan TUHAN, Otoritas TUHAN, bahkan tidak percaya kepada setiap pekerjaan Roh Kudus, yaitu Roh Tuhan sendiri. Diantaranya tidak percaya kepada bahasa Roh, padahal semua perkataan TUHAN, setiap firman TUHAN sudah tertulis. 


Hari ke 13

Ini yang ke-empat kalinya TUHAN membawa tubuh rohaniku ke JANTUNG Neraka.

Aku seorang diri di tempat ini. Hanya ada suara TUHAN yang menuntunku untuk berjalan-jalan melihat tempat tersebut. Setelah melihat sel-sel di tempat yang sebenarnya sudah kukunjungi kemarin, kemudian aku berjalan ke bagian paling ujung. Di sana ada lorong besar dan aku melihat banyak sekali – tak terhitung jumlahnya – makhluk yang sangat besar dan menyeramkan. Mereka bersayap, bertanduk dan terdapat tanda pangkat di bahu kanan dan kiri. Tidak seperti tentara di dunia yang tandanya menempel di baju, bisa dilepas dan dicuci, tanda pangkat Iblis menyatu dengan tubuhnya; ada yang seperti tulang yang menonjol, ada seperti bisul-bisul, luka-luka bakar, atau seperti cairan-cairan lendir yang menempel, dan ada pula yang berbulu. 

Saat aku memperhatikan tempat tersebut, muncul di hadapanku gambar besar seperti film. 

Banyak orang berpakaian hitam, kebanyakan pemuda-pemudi, remaja yang sedang berpesta pora, mabuk-mabukan dan melakukan free sex. Setelah itu ada doa-doa yang mereka ucapkan, aku tidak mengerti bahasanya, kedengarannya seperti bahasa Latin. Setelah mereka berdoa, salah satunya menyebut kata “Satan”, kemudian muncullah satu Iblis besar keluar dari selnya; belenggunya terlepas dan masuk ke gereja-gereja yang secara rohani tampak gelap, tidak ada urapan TUHAN.

Ada juga Iblis yang berkeliaran di jalan-jalan, membuat orang tiba-tiba mengalami kecelakaan karena pikirannya dibuat menjadi kosong, terutama orang-orang yang tidak ada tanda kepemilikan TUHAN YESUS atau walaupun ada tanda kepemilikan TUHAN YESUS tapi orang tersebut membuat celah dengan berbuat dosa. 

Hal-hal jahat lainnya yang diperbuat Iblis seperti:

1. Membuat orang menjadi hilang ingatan. Pikirannya diambil dan diberikan kepada pemuja setan untuk dijadikan tumbal.

2. Menjadikan bayi-bayi yang diaborsi menjadi tumbal.

Semakin banyak tumbal yang didapat semakin banyak Iblis besar yang terlepas dari belenggu dan mendatangi tempat pemujanya. Oleh karenanya, perlu sekali kita sebagai anak TUHAN banyak berdoa supaya kita selalu dilindungi oleh darah TUHAN YESUS. TUHAN mau supaya kita dekat atau intim padaNYA.

Setelah itu aku berjalan ke tempat lain yang bentuknya seperti lorong atau gua yang besar. Aku melihat tahta kerajaan yang gelap dan menyeramkan. Ada sesosok makhluk yang besar sekali, setengah binatang dan setengahnya tubuh mahluk yang menyeramkan. Ekornya panjang, ujungnya seperti ujung tombak, matanya merah padam. Disana ada juga binatang seperti ular besar berwarna hitam kehijauan. Aku sempat takut melihatnya dan berusaha tenang, karena ada suara TUHAN yang mengatakan, “Jangan takut sayang, mereka tidak ada yang dapat menjamahmu, karena kamu dilingkupi sinar kemuliaanKU.” 


Hari ke 14

Aku merasa sangat lelah menghadapi proses ini. Kakiku terasa sangat lemas dan hampir tidak dapat berjalan. Telapak kaki dan tangan terasa dingin, tetapi tubuh dan kepala terasa panas ditambah dengan suhu kota Semarang yang sedang tinggi-tingginya.

Meskipun demikian, Neraka jauh lebih panas dibandingkan apa yang kurasakan saat ini. Tenggorokanku terasa sangat kering. Yang dapat kulakukan hanya duduk sambil menyembah Tuhan hingga akhirnya aku tergeletak di tempat tidur, mata pun terasa berat untuk dibuka. Aku merasa lelah, lemas, panas…

Bapa Memberi Kekuatan Baru

Kembali aku menyembah TUHAN. Sesaat kemudian, aku berada di tempat lain; tempat yang sangat bersinar terang, sunyi, tenang, sejuk, bukan Neraka yang beberapa hari ini aku kunjungi. 

Tempat ini seperti sebuah ruangan. Aku berlutut di hadapan TUHAN YESUS. Dengan sinar kemuliaanNYA, IA duduk diatas kursi yang sangat indah sekali. WajahNYA sangat tegas, bijaksana dan IA tersenyum lembut padaku. 

Hampir-hampir aku tidak jelas melihatnya karena sinarnya sangat terang. Aku menundukkan kepalaku serta menitikan air mata. Kupanggil namaNYA ”TUHAN YESUS”… dan aku tidak dapat berkata-kata lagi. Tetapi TUHAN mengetahui apa yang kualami, rasakan dan pikirkan. Bahkan apa yang terkandung dalam hatiku pun TUHAN tahu. “AKU tahu kamu sudah merasa sangat lelah…”, kata TUHAN. Kemudian TUHAN mendekat dan duduk di sampingku, DIA merangkul dan memelukku. Aku merasakan kasih seorang ayah yang selama ini sudah lama hilang dalam kehidupanku.

“AKU ini BAPAmu, tidak akan sekali-kali meninggalkanmu. AKU yang memberikan kekuatan kepadamu untuk menjalani hidup ini. AKU, BAPA mengasihimu.” Air mataku mengalir deras.. “BAPA…”, kataku pelan.

Penghiburan dari TUHAN melebihi apapun yang kualami, kelelahan dan rasa lemas tiba-tiba sirna. Ada kekuatan dan semangat yang baru yang mengalir dalam tubuhku.


Hari ke 15

Hari ini aku bangun dengan penuh ucapan syukur. Walaupun tubuhku masih terasa lemah dan panas, tetapi ada gairah dan semangat baru karena perjumpaan kemarin dengan BAPA di dalam nama TUHAN YESUS KRISTUS.

Aku duduk dekat pintu rumah untuk menghirup udara segar. Dalam hatiku ada semangat yang besar sekali untuk kembali berdoa seperti kemarin dan merasakan pelukan TUHAN. Dengan perlahan aku berjalan menuju ke kamar untuk berdoa. 

Aku mulai berdoa dan menyembah TUHAN. Ada rasa sukacita yang meluap-luap untuk mengalami perjumpaan pribadi dengan TUHAN YESUS seperti kemarin. Tidak lama kemudian sesuatu terjadi. 

Kaki Neraka (Ujung Neraka) 

Tubuh rohaniku kembali berada di Neraka. Aku terkejut dan sempat protes, “TUHAN, mengapa dari kemarin aku dibawa ke sini terus?”

Aku berada di JANTUNG NERAKA. Di depanku terlihat lorong-lorong kecil tempat roh-roh jahat bergerombol. Ada suara TUHAN dari atas menuntunku. “TUHAN, ini sudah yang kelima kalinya lho…“ protesku. Tapi TUHAN menjawab, “Bukan ini yang hendak AKU tunjukkan kepadamu, berjalanlah berbalik arah, di sana ada jalan menanjak, kamu akan tiba di tempat paling ujung, paling gelap dari Neraka.” 

Tibalah aku di jalan menanjak tersebut dan kuikuti jalan itu sampai ke ujungnya. 

Ada lorong panjang dengan sel-sel kecil di sisi kiri kanannya. Tempat itu gelap, pengap, dan sekujur tubuhku terasa dingin seperti masuk lemari pendingin, bahkan lebih dingin sampai mulut terasa kaku dan gigi pun ngilu. Demikian pula tubuh jasmaniku merasakan hal yang sama. 

Aku mulai melihat sel-sel tersebut. Gelap, seakan-akan tidak bisa melihat ke dalamnya. (Matius 8:12; 22:13; 25:30; 2 Petrus 2:17). Tapi sinar kemuliaan TUHAN membuatku bisa melihat keadaan di sekelilingku. Di dalam sel ada seseorang berpakaian kemeja, berdasi dan bercelana panjang berusaha lari keluar. Tetapi ada sekitar 5 iblis menangkap orang tersebut dan menyiksanya. Ia dipukul, dicambuk, dicakar sampai tergeletak, mukanya tidak berbentuk lagi, darah mengalir dimana-mana. 

Begitu tubuh orang itu rusak, kemudian kembali baik seperti semula, lalu disiksa lagi sampai tubuhnya rusak, baik kembali, disiksa lagi, begitu seterusnya. Iblis hanya tertawa-tawa “Ayo, kamu di dunia kan pintar khotbah, disini juga bisa khotbah”, begitu kata Iblis. Aku terkejut mengapa ada pendeta di tempat ini. 

Aku melihat sel-sel lainnya sama seperti itu, isinya ada pria dan wanita. Di tiap sel ada satu orang disiksa oleh 5 iblis. Saat aku menyusuri lorong dan memperhatikan orang-orang di dalamnya, ada gambaran besar muncul di hadapanku. Ada seorang Penginjil yang sangat hebat urapannya, bisa menyembuhkan orang, tetapi setelah itu tanpa sepengetahuan orang lain ia pergi ke tempat pelacuran. Ada juga hamba Tuhan yang menyiksa istrinya, mencuri uang persembahan gereja, sombong membanggakan dirinya, nonton film porno, punya istri atau suami simpanan, atau selingkuh. Selain penginjil ada juga worship leader, singer, pelayan mimbar, diaken, pemain musik gereja baik pria maupun wanita, semua terlihat di gambar tersebut. 

Aku terkejut melihatnya dan bertanya kepada TUHAN, “TUHAN, mengapa banyak hambaMU yang masuk Neraka padahal mereka hebat, urapannya dahsyat, banyak berdoa dan berpuasa”. TUHAN berkata “Banyak orang yang mengaku jadi hambaKU, pelayanKU tetapi tingkah laku mereka menyakitkan hatiKU, tidak sesuai dengan firmanKU. Padahal mereka tahu banyak tentang firmanKU. Banyak pelayan-pelayanKU yang mencuri kemuliaanKU.”

Terdengar orang-orang di sel-sel tersebut berteriak minta ampun kepada TUHAN. 


Hari ke 16

Pintu Gerbang Surga

Hari ini ketika berdoa, tubuh rohaniku dibawa ke tempat lain. Tetapi aku perhatikan ini bukan Neraka yang kemarin-kemarin aku kunjungi. Disampingku berdiri TUHAN YESUS yang tersenyum lembut. Di depan ada sebuah pintu gerbang yang sangat besar. Tak sabar rasanya aku ingin segera masuk. 

Sebelum masuk, aku meraba-raba pintu tersebut, warnanya seperti kayu tetapi ternyata bukan kayu. Permukaannya halus, dindingnya berkilauan, warnanya abu-abu seperti tumpukan batu-batu kokoh yang tersusun dengan rapi. 

Aku hendak membuka pintu tersebut tetapi ternyata susah sekali. 

Mendorongnya pun aku tidak kuat. Aku melihat tubuh rohaniku adalah seorang anak kecil berumur 12 tahun. “Apakah karena masih kecil ya sehingga aku tidak kuat mendorongnya?” begitu pikirku. 

Kemudian mataku tertuju pada sebuah lubang kunci. “Oh bagaimana aku bisa masuk tanpa mempunyai kunci?”, kataku dalam hati. 

Aku melihat TUHAN YESUS berdiri tidak jauh dariku. DIA tersenyum dan menghampiriku, kemudian menggandeng tanganku seperti seorang ayah yang menggandeng anaknya dengan penuh kasih. 

Tetapi TUHAN YESUS tidak mengajakku masuk kedalam pintu gerbang tersebut.

DIA berbalik arah… “Tenang sayang, AKU hanya ingin menunjukkan kepadamu tempat dimana kamu berada beberapa hari ini.”

TUHAN YESUS menunjuk ke arah bawah. “Lihatlah ke bawah, itu adalah Neraka di mana orang-orang mendapat hukuman kekal”, kata TUHAN. Aku melihat ke bawah memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Aku melihat tempat tersebut seperti tubuh manusia yang tidur terlentang. Ternyata bagian Neraka yang kemarin aku kunjungi bentuknya seperti kaki.

Kemudian aku berbalik arah dan hendak masuk ke pintu gerbang di hadapanku. Aku kembali mendorong pintu itu tetapi tidak bisa. “Hanya AKU yang mempunyai kunci pintu itu, anakKU. Hanya melalui AKU setiap orang dapat masuk ke dalam Pintu Gerbang tersebut.” 

(Yohanes 14:6 – Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”)

Aku memandang TUHAN YESUS. DIA menghampiriku dan memperlihatkan sebuah kunci. 

Kemudian IA menggandengku dan membuka pintu tersebut. Setelah pintu terbuka, TUHAN YESUS menggandengku masuk ke dalamnya. 

“Selamat datang di SURGA, sayang”, kata TUHAN YESUS. “Waah..”, aku memandang sekeliling tempat itu… “Indah sekali, TUHAN.” “Belum pernah aku melihat tempat seindah ini… “ Tempat ini terang sekali, tapi anehnya kulitku tidak terasa panas.

Tidak seperti bila berada di bawah sinar matahari. Tempat ini walaupun terang tidak menyilaukan mata, hawanya begitu sejuk seperti di pegunungan.

“SURGA benar-benar indah… “, kataku menggumam… Pandangan mataku tertuju pada taman di samping kananku, banyak bunga berwarna warni, ada yang berwarna kuning, putih, merah, ungu muda, merah muda, biru muda, serta dedaunan yang hijau segar. Bunga-bunga, rumput-rumput bergoyang-goyang ke kanan dan ke kiri perlahan-lahan.

“Aduh, TUHAN indah sekali…..”, aku terpana dan kagum. Kemudian aku mengambil pasir yang kuinjak, kugenggam dan kutaburkan kebawah… benar-benar pasir yang lembut, pasir dari butiran kaca yang bening. Aku mainkan pasir tersebut kemudian aku melihat ke arah TUHAN YESUS, ternyata DIA sedang memperhatikanku. 

TUHAN YESUS hanya tersenyum melihatku. Aku kembali berdiri memegang tangan TUHAN YESUS. DIA membelai kepalaku, aku merasakan kasih seorang ayah…..

Aku akhiri doaku dan terdiam. Kuusapkan wajah dengan kedua tangan, terasa seperti mimpi. Aku rebahkan tubuh dan menatap langit-langit kamarku sambil bergumam, “Surga benar-benar indah, Tuhan.” Aku usap tanganku, ternyata berdampak sampai ke tubuh jasmani; aku rasakan kesejukan Surga, padahal suhu di kamarku panas. “Kamu akan melihat yang lebih indah lagi”, kata TUHAN di telingaku. 


Hari ke 17

Padang Gurun

Sudah tidak sabar rasanya, aku ingin kembali melihat SURGA. Aku segera berdoa dengan harapan diajak TUHAN ke SURGA; tempat yang indah dan mengagumkan. Saat pujian penyembahan, tubuh rohaniku dibawa TUHAN. Aku terkejut karena TUHAN tidak membawaku ke Surga tetapi ke tempat lain yang belum pernah aku kunjungi. Bukan Surga, bukan juga Neraka. 

Tubuh rohaniku berada di balik sebuah sumur, dan aku bersandar di sumur itu. 

Aku mencoba melihat sekelilingku, ternyata aku berada di padang gurun yang luas sekali. Ada banyak tenda dan orang dengan warna kulit beraneka ragam. Mereka memakai jubah yang sama denganku, jubah berwarna putih, dengan kasut seperti yang dikenakan oleh orang Romawi. Disitu juga terdapat beberapa sumur.

Aku berdiri melihat sekelilingku, benar-benar aku tak mengerti mengapa berada di tempat ini. Saat sedang memperhatikan, terdengar suara letusan dan tembakan. 

Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahuku, ternyata TUHAN YESUS. “AKU akan menunjukkan apa yang akan terjadi di luar padang gurun ini”, kata TUHAN. Lalu aku digandengNYA dan tubuh rohaniku seperti terbang. Kemudian aku berada di sebuah kota, di sebuah jalan raya di luar padang gurun.

Di kota tersebut aku melihat banyak terjadi kecelakaan, perampokan, penembakan dan pembunuhan. Aku melihat dengan jelas orang dibunuh tanpa sembunyi-sembunyi, langsung ditembak bagian kepalanya. Orang-orang membunuh dengan kejamnya, bahkan orang tua membunuh anaknya. Ada juga orang yang bunuh diri dengan menabrakkan mobilnya ke kereta api yang sedang berjalan. 

Banyak kekacauan terjadi dimana-mana. Kuperhatikan dengan rasa takut. “Jangan takut anakKU”, kata TUHAN “Ini tidak akan terjadi padamu dan umat-umat kepunyaanKU”, kata TUHAN lagi. “Di padang gurun tadi lah AKU akan melindungi dan memelihara umatKU. Dunia akan semakin bertambah kacau, orang-orang akan kehilangan kasih, semakin garang, kejam, tidak ada rasa belas kasihan kepada sesamanya, egois, mencintai diri sendiri dan berbuat semaunya supaya kepentingan diri sendiri tercapai”, begitu kata TUHAN. Aku terdiam, aku pegangi tangan TUHAN karena takut melihat banyak kejahatan terjadi di depanku. Banyak darah mengalir dimana-mana. 

(Wahyu 12:6 – Perempuan itu lari ke padang gurun, dimana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.

Wahyu 12:14 – Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, dimana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.) 

TUHAN YESUS membawaku kembali ke padang gurun, menunjukkan sekeliling padang gurun tersebut. Aku baru melihat jelas disitu ada banyak orang tua, orang muda dan anak-anak dari berbagai bangsa.


Hari ke 18

Aula Surga

Kurebahkan diri di tempat tidur, kemudian kuraih kalender yang ada di atas meja kamarku. Sudah 18 hari aku mengalami hal ini. Badanku terasa lemas sekali, lutut bergetar saat berjalan, kadang kala aku berjalan sambil duduk. 

Tetapi puji TUHAN, aku masih diberi kekuatan dan dimampukan TUHAN untuk melakukan aktifitas di rumah dan pelayanan serta ibadah di gereja. Dari pada berdiam diri, aku memutuskan berdoa lagi sambil bertanya-tanya dalam hati, “Kemana lagi TUHAN akan membawaku?” Tetapi kemudian aku berpikir “Ah, untuk apa dipikirkan, yang penting aku bertemu TUHAN YESUS.” 

Saat mulai menyembah TUHAN tubuh rohaniku yang berumur 12 tahun berada di tempat lain. Aku melihat TUHAN YESUS tersenyum. “Hore… ada di Surga lagi…“, jeritku sambil menari-nari. Senang sekali…. “Waduh TUHAN … indah sekali”, sambil mendekati taman yang ada di sebelah kananku. Aku menikmati melihat-lihat bunga berwarna-warni, dedaunan dan rerumputan. Tercium pula aroma bunga yang harum sekali dan dampaknya sampai ke tubuh jasmani yang ikut merasakan mencium keharuman bunga-bunga tersebut. Ketika kusentuh, terasa lembut kelopaknya. 

Berbagai jenis bunga ada di taman ini, sungguh indah sekali…. 

Begitu menginjakkan kaki di rerumputan, aku merasakan ada butiran-butiran air yang menempel di rumput-rumput ini mengenai kakiku… terasa sejuk dan segar rasanya. Setelah berjalan di taman dan menikmati keindahan, aku berbalik ke jalan dimana semula aku berdiri. 

TUHAN mengajakku menuju ke bagian sebelah kiri dari jalan tersebut. TUHAN menggandengku menuju ke sebuah tempat seperti Aula dengan tumbuh-tumbuhan hijau di sekitarnya. 

Aula tersebut sangat besar dan dapat menampung jutaan orang. Aku merasa kecil sekali oleh karena begitu besarnya aula tersebut. Aula itu kosong dan tidak ada perabot di dalamnya. Aula itu disangga oleh pilar-pilar yang terbuat dari batu berwarna kuning keemasan bersinar terang, ada ukiran seperti bunga di bagian bawahnya. Lantainya seperti batu marmer putih gading bening. Aula ini tidak seperti rumah yang ada dindingnya atau pintunya atau jendelanya, hanya ada tiang-tiang penyangga saja. 

“Ini untuk anak-anakKU yang baru percaya kepadaKU dan AKU langsung memanggil mereka pulang.” Sewaktu TUHAN berkata seperti itu, di hadapanku ada sebuah gambar besar. Aku melihat seorang yang sakit parah di sebuah ruangan dengan banyak selang menempel di bagian tubuhnya, lalu datang seseorang yang mendoakan orang tersebut dan orang tersebut percaya kepada TUHAN YESUS, setelah itu orang tersebut meninggal, maka orang tersebut diperhitungkan iman percayanya kepada TUHAN YESUS, lalu ia masuk ke Surga. 

TUHAN menjelaskan aula ini adalah untuk orang-orang yang semasa hidupnya tidak percaya kepada TUHAN YESUS, tetapi bertobat di saat-saat terakhir hidupnya.

Setelah aku melihat aula tersebut tubuh rohaniku langsung kembali ke kamarku. 

Mengingat sebentar lagi ada pelayanan, maka aku bersiap-siap mandi kemudian dijemput oleh teman tim doa. 

Selama mengalami proses ini, pelayanan bersama tim doa gereja tetap berjalan seperti biasa. Di tempat kami berdoa banyak orang yang mengajukan pertanyaan, dan dijelaskan oleh ketua tim doa. Jika aku mendapatkan suatu pesan TUHAN untuk orang yang kami doakan, aku menyampaikannya lewat tulisan. 


Hari ke 19 

Rumah-rumah di Surga

Tubuh rohaniku kembali dibawa ke aula besar di Surga. Aku kembali bermain-main di dalamnya, memegangi tiang penyangga dan berputar-putar di sekitarnya, berjongkok sampai duduk berlutut memegangi lantai-lantainya yang halus… sejuk… dan bening berkilauan. 

TUHAN YESUS yang berdiri disampingku hanya tersenyum melihat apa yang aku lakukan. Aku berdiri, kemudian TUHAN YESUS mengajakku berjalan ke suatu tempat dimana terdapat banyak rumah. Jalan yang kami lalui adalah jalan berpasir kaca yang lembut. Daerah tersebut seperti daerah perumahan. 

TUHAN YESUS mengajak berkeliling di daerah tersebut. Berbagai tipe rumah ada di sana, ada yang berukuran besar, sedang dan kecil. Ada yang rumahnya sudah jadi, setengah jadi, atau baru dibangun. Ada rumah yang memiliki taman kecil di halamannya, ada pula yang tidak. Aku bertanya kepada TUHAN YESUS, “TUHAN, ini rumah-rumah siapa? Koq banyak sekali?” 

Jawab TUHAN, “Ini rumah anak-anakKU yang melayaniKU sewaktu mereka di dunia.” “Koq rumahnya beda-beda? Ada yang besar, kecil dan sedang?” tanyaku lagi. Dan TUHAN berkata, “Ini tergantung dari pelayanan mereka, sayang. Apa yang sudah mereka kerjakan buat AKU.” “Ooo… berarti semakin banyak pelayanan, semakin bagus rumahnya ya, TUHAN?” “Bukan sayang, AKU tidak melihat seberapa besar jumlah pelayanan mereka, AKU tidak melihat banyaknya pelayanan mereka, AKU juga tidak melihat sibuk tidaknya mereka bekerja melayani AKU”.

“Ooo…” kataku sambil terbengong-bengong, terus kenapa rumahnya koq berbeda-beda, TUHAN?”

“AKU melihat pelayanan anak-anakKU dari hati mereka, semakin mereka tulus, murni hatinya melayani AKU, rumah mereka semakin bagus, semakin besar. AKU melihat hati anak-anakKU, semakin hatinya berkenan kepadaKU, semakin hidupnya menyukakan hatiKU, AKU akan menyediakan rumah yang terbaik, tempat tinggal yang semakin indah di sini”, kata TUHAN. “AKU tidak melihat banyaknya pelayanan mereka, mungkin yang mereka lakukan tidak dipandang orang, tetapi AKU yang menilai, memandang hati mereka”.

Kami terus berjalan berkeliling daerah tersebut. “TUHAN, koq rumahnya ada yang sudah jadi, ada yang belum, terus ada juga yang baru dibangun? Kenapa, TUHAN?”

“Itu tandanya, kalau rumahnya sudah jadi berarti tugasnya di dunia sudah selesai, ia akan segera dipanggil pulang. Kalau rumahnya belum jadi berarti belum waktunya pulang, masih banyak hal yang harus dikerjakannya di dunia. Kalau rumahnya baru akan dibangun berarti ia baru mau melayani AKU.” Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala ketika mendengar TUHAN YESUS berbicara.

(Yohanes 14:2 – Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.)

Tubuh jasmaniku terasa lemas, aku duduk bersandar pada dinding kamar. 

Rasanya sudah tidak kuat sehingga tubuhku perlahan-lahan jatuh kesamping dan aku merebahkan diri di kasur sambil terus menguatkan diri.


Hari ke 20

Tubuh rohaniku kembali berada di Surga, di area yang banyak rumahnya. Aku berjalan bersama TUHAN YESUS, sambil sesekali tanganku memegang bunga di halaman salah satu rumah yang aku lewati. Tetapi kemudian mataku tertuju pada pohon-pohon yang ada di seberang rumah-rumah.

Aku berjalan seorang diri menghampiri sebuah pohon seperti seorang anak kecil yang serba ingin tahu. Aku perhatikan pohon tersebut; batangnya tidak begitu kekar, daun-daunnya lebat dengan ukuran tidak terlalu kecil seperti daun jeruk. Buahnya lebat, berwarna merah bercampur kuning dan hijau muda. Aku perhatikan, ingin sekali rasanya memakan buah tersebut sampai-sampai aku menelan air liur. Secara jasmani tenggorokanku terasa kering, tetapi aku tidak berani memintanya… 

Kemudian dari arah belakang terdengar suara TUHAN YESUS yang begitu lembut “Kamu mau buah itu?” Dengan cepat aku menoleh ke arah TUHAN YESUS, menganggukan kepala sambil tersenyum. Lalu TUHAN YESUS maju, mendekati pohon itu. TanganNYA memetik buah itu dan memberikannya kepadaku. Saat kuterima, dari tangkai buah yang baru saja dipetik, muncul lagi buah yang baru secara perlahan-lahan. 

Aku terkesima menyaksikan keajaiban tersebut. Lalu aku makan buah itu, saat kugigit dan menelannya, aku merasakan ada kekuatan dalam tubuhku sampai berdampak ke tubuh jasmaniku. Buah itu seperti apel fuji bentuknya, tetapi bukan apel. Rasanya manis seperti pear tetapi bukan pear, terasa segar dan banyak airnya.

Aku memakannya sampai habis. Benar-benar sangat enak dan segar. Setelah kuhabiskan, tubuh jasmaniku terasa segar, ada kekuatan baru mengalir ke dalam tubuh jasmaniku.


Hari ke 21

Hari ini aku kembali kuliah, aku dijemput oleh teman satu tim doa di gereja.

Setelah apa yang kualami kemarin, aku merasakan ada kekuatan dan semangat yang baru. Di antara teman tim doa, ada seorang teman yang sering mengantar jemput aku baik ke kampus maupun ke gereja untuk pelayanan. Itu dilakukannya bila ia sedang tidak ada kegiatan lain.

Sepulang kuliah, aku mampir ke tempat kerja, ternyata masih belum ada pekerjaan dan aku memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Untuk mengajar pun sudah tidak memungkinkan, jadi kuputuskan berhenti mengajar juga. 

Setiba di rumah aku merasa letih dan lutut lemas, aku merasa tenggorokan dan bibirku kering. Segera kuberjalan untuk mengambil segelas air. “TUHAN, aku tidak kuat, aku haus … bibirku kering, tenggorokan pun kering, ijinkan aku untuk minum”. 

“Ambillah air, teteskanlah dalam mulutmu supaya tenggorokanmu tidak kering lagi, basahi bibirmu supaya tidak kering” begitu kata TUHAN YESUS kepadaku. Setelah aku mengambil segelas air, aku mencedok air tersebut dengan sendok kecil. Dengan menengadahkan kepala, kumasukkan sesendok air. “Lumayan… Puji TUHAN, sudah bisa merasakan air minum walaupun satu dua tetes”, kataku dalam hati.

Tidak lama kemudian temanku datang menjemput untuk pelayanan. 


Hari ke 22 

Hari ini di kampus masih banyak teman yang bertanya-tanya tentang apa yang kualami. Ada yang tertawa karena menganggap ini kejadian yang lucu. Aku ingin protes rasanya. Ada teman yang sudah mengerti tetapi masih banyak yang belum mengerti, ada pula yang mengejek dan menyindir. Mataku berkaca-kaca, ingin menangis rasanya, bahkan sampai selesai kuliah pun aku masih merasa sedih.

Puji TUHAN, ada penghiburan dari TUHAN untukku. Aku merasa ada tetesan air mata jatuh dari atas ke tanganku tetapi tanganku tidak basah. “ Jangan sedih sayang …. Jangan sedih anakKU”, kata TUHAN padaku. 

Sebenarnya aku bisa saja tidak kuliah, tetapi aku kuatir ada pengumuman penting yang harus kuketahui. Aku melangkah perlahan untuk pulang naik angkutan kota. Sesampainya di rumah aku langsung berdoa, memuji dan menyembah TUHAN. 

Tubuh rohaniku kembali berada di daerah yang banyak rumahnya di Surga.

Disampingku ada TUHAN YESUS. Tanah yang kuinjak adalah pasir dari kaca bening yang lembut.

Aku berada di depan rumah yang sudah jadi, dengan taman kecil di halaman. 

Rumah tersebut tidak begitu besar. Aku penasaran dan ingin masuk ke dalamnya.

Seperti seorang anak kecil yang menarik tangan ayahnya, begitu juga kutarik tangan TUHAN YESUS. “TUHAN, aku ingin lihat isi rumah ini…” kataku sambil sesekali melihat wajah TUHAN YESUS yang hanya tersenyum melihat tingkah lakuku. Begitu masuk, aku terkejut, “Lho TUHAN, koq tidak ada apa-apanya? “. Hanya ada sebuah meja dengan satu benda di atasnya seperti vas bunga bentuknya. Benda tersebut berwarna kuning kecoklatan bersinar terang, bukan dari emas karena warnanya bukan kuning emas. 

Kuraba dinding rumah tersebut, bukan seperti dinding rumah di rumahku atau rumah orang-orang yang ada di dunia. Seperti batu marmer atau pualam berwarna putih kapur tetapi berkilau. Lantainya juga bukan seperti lantai di rumahku, lantainya bening seperti kaca berkilauan tetapi tidak menyakitkan mata. Udara di dalam rumah ini juga sejuk, “Orang yang punya rumah ini belum selesai menjalankan tugasnya di dunia, sayang. Masih banyak yang harus dikerjakan supaya perabot di dalam rumah ini penuh”, begitu kata TUHAN. Aku hanya mengangguk. 

TUHAN mengajakku ke rumah lainnya. Rumah ini juga sudah jadi, tetapi tidak mempunyai taman. “Lho TUHAN, koq tidak ada tamannya?”. “AnakKU, AKU selalu tahu apa yang menjadi kesukaan anak-anakKU”. Aku mengangguk-angguk, berarti orang yang punya rumah ini tidak menyukai tanaman dan berkebun. Aku masuk ke dalamnya, rumahnya agak besar dibanding yang tadi. “Waah … banyak sekali perabot rumahnya, ada yang dari emas, perak, batu permata, indah sekali ….!!!”.

“TUHAN, ini sepertinya sudah komplit perabotnya, berarti orangnya sudah mau pulang?”. “Belum anakKU, masih ada yang harus dikerjakannya, AKU memanggil anak-anakKU pulang kalau mereka sudah menyelesaikan tugasnya masing-masing menurut panggilannya masing-masing. Lagi pula belum ada nama tertulis di depan rumah sebagai tanda kepemilikan rumah ini.”

Kulangkahkan kakiku keluar rumah dan melihatnya dari depan. Aku hanya mengangguk-anggukan kepala, lalu duduk bersandar di kusen pintu rumah. 

Kutertegun, kagum… indah sekali. “AKU memanggil pulang anak-anakKU sesuai dengan kehendakKU dan waktu yang AKU tetapkan.” lanjut TUHAN. Orang yang menyukakan hati TUHAN tempatnya semakin bagus di Surga. Semakin hatinya murni, tulus, menyukakan hati TUHAN semakin mendapat tempat yang indah di Surga. 


Hari ke 23 

Hari ini aku ujian praktek komputer, walaupun dengan tangan yang lemah dan gemetar aku bisa mengerjakan ujian dengan baik. Temanku mengantarkan dan menjemputku ke kampus sehingga aku tidak perlu berjalan kaki. Sesampainya di rumah aku kembali berdoa…

Bertemu Tokoh-tokoh Alkitab

Tubuh rohaniku berada di Surga di jalan yang terbuat dari pasir kaca. Di sana sudah ada TUHAN YESUS. Kembali aku diajak TUHAN YESUS berjalan ke daerah yang banyak rumahnya dan aku bertemu dengan beberapa tokoh Alkitab.

TUHAN YESUS mengajakku menemui mereka dan memperkenalkan nama-nama mereka.

Banyak tokoh-tokoh Alkitab yang memberi pesan-pesan kepadaku. Pertama kali aku bertemu dengan Musa. Seperti yang kubaca di Alkitab, Musa berusia seratus dua puluh tahun, tetapi di Surga ini aku heran karena Musa kelihatan jauh lebih muda seperti berusia 40 tahunan. 

Kata Musa, “Aku menyesal tidak dapat masuk ke Tanah Kanaan yang dijanjikan TUHAN karena ketidaktaatanku. Taatlah kepada TUHAN senantiasa, apapun yang TUHAN suruh kerjakan, kerjakanlah itu dengan taat.”

Setelah itu aku bertemu dengan Paulus. Pesan Paulus, “Sesungguhnya pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaan yang biasa saja yang tidak akan melebihi kekuatanmu. Apabila kamu mengalami masalah seberat apapun, percayalah pasti akan ada jalan keluar, dan masalah tersebut tidak akan melebihi kekuatanmu.” 

Setelah itu aku bertemu dengan Yosua. Pesan Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu. Apapun yang terjadi, tetaplah pandang TUHAN, beribadahlah kepadaNYA dengan taat dan setia. Jangan sekali-kali hatimu terikat kepada berhala-berhala.” 

Aku terus berjalan bersama TUHAN YESUS, lalu aku bertemu dengan Abraham, pesannya, “Walaupun kamu belum melihat janji-janji TUHAN digenapi dalam hidupmu, kamu harus tetap PERCAYA kepada TUHAN. Di dalam TUHAN tidak ada yang sukar, semuanya menjadi mungkin walaupun sekelilingmu tidak memungkinkan kamu mendapatkan janji-janji TUHAN.” 

Lalu aku bertemu dengan NUH, pesannya, “Hiduplah bergaul karib dengan TUHAN jangan melihat sekelilingmu yang kadang-kadang melemahkan imanmu kepada TUHAN, tetapi kamu harus tetap hidup bergaul karib dengan TUHAN.” 

Terakhir, aku bertemu dengan Ayub, pesannya, “Kamu tidak berhak atas hidupmu bahkan yang terkecil sekalipun dalam hidupmu, rambutmu sekalipun kamu tidak berhak atasnya. Hanya TUHAN yang berhak atas hidupmu, karena TUHAN yang punya hidupmu. Jadi apapun yang terjadi atas hidupmu, yang terburuk sekalipun jangan pernah engkau bersungut-sungut kepada TUHAN atau berkata TUHAN itu jahat atau tidak sayang kepadamu.”

Setelah aku bertemu dengan Ayub, aku selesai berdoa. 

Aku kemudian teringat kalau besok ada ujian teori. Aku harus belajar dan menghafal. “TUHAN, jujur saja aku sangat letih… lemas… bahkan susah rasanya untuk membuka mata ini untuk menghafal,” kataku setelah memegang buku kuliah. Tetapi aku tetap berusaha membaca perlahan-lahan, kubaca ulang buku kuliahku sebanyak dua kali.


Hari ke 24

Ketika aku menghadapi ujian teori di kampus, aku terheran-heran karena aku tidak menemui kesulitan saat mengerjakannya. Seakan-akan ada jawaban-jawaban yang muncul dalam pikiranku. Dengan mudah aku mengingat apa yang kupelajari semalam padahal hanya dua kali saja aku membaca materi pelajarannya.

Setibanya di rumah, aku kembali berdoa dan bertemu dengan TUHAN YESUS. IA mengajakku jalan berkeliling dan kembali bertemu dengan beberapa tokoh Alkitab.

Aku bertemu dengan Yusuf, pesannya, ”Peganglah setiap visi atau janji yang TUHAN berikan baik melalui mimpi atau firman yang TUHAN berikan. Jagalah visi itu, berjuanglah sampai visi itu terjadi dalam hidupmu. Apapun yang terjadi dalam hidupmu yang terburuk sekalipun jangan sampai engkau melupakan visi itu, tetapi anggaplah kejadian-kejadian dalam hidupmu merupakan bagian dari rencana TUHAN yang indah sampai visi TUHAN tercapai dalam hidupmu.” 

Setelah itu aku berjumpa dengan Yeremia, pesannya, “Setiap panggilan TUHAN yang terjadi dalam hidupmu, terima dan lakukanlah. Jangan menganggap dirimu tidak mampu, sebab TUHAN yang akan memberikan kemampuan kepadamu. Jangan takut, karena ketika TUHAN memanggilmu sesungguhnya TUHAN telah memperlengkapimu dengan segala yang terbaik. Bahkan sesungguhnya TUHAN sudah merancangkan dan mengetahui hidupmu sebelum engkau dilahirkan sampai akhir hidupmu.” 

Setelah itu aku bertemu dengan Yesaya yang berpesan, “Pergilah kemanapun TUHAN mengutusmu, jangan pernah sekalipun engkau berbantah dengan TUHAN. Sebab TUHAN yang lebih mengetahui apa yang akan terjadi dalam hidupmu ketika TUHAN mengutusmu, pasti TUHAN akan memberikan kuasaNYA kepadamu.” 

Kemudian aku bertemu dengan Yehezkiel yang berpesan “Jangan pernah menghindar dari panggilan TUHAN walaupun panggilan itu tidak sesuai dengan kemampuanmu. Mungkin engkau merasa aneh terhadap panggilan TUHAN itu, bahkan yang terburuk adalah orang-orang sekelilingmu dan orang yang terdekat denganmu juga merasa aneh, tetapi kerjakanlah panggilan TUHAN itu sampai kemuliaan TUHAN dinyatakan kepadamu.”

Aku berjalan kembali dengan TUHAN YESUS, dan bertanya, “TUHAN, mengapa semua yang kulihat di Surga masih muda semua sedangkan di Alkitab usia mereka sudah sampai ratusan tahun?”. “Semua yang ada di Surga tidak ada yang tua, ketika setiap orang yang percaya kepadaKU dan menjaga hidupnya berkenan kepadaKU, lalu pulang ke Surga dan mendapat tempat disini, mereka semua akan diubah menjadi umur dewasa. Di sini setiap orang akan menjadi pribadi yang dewasa. Yang AKU ingini adalah setiap orang yang percaya kepadaKU memiliki kerohanian yang dewasa bukan anak-anak yang hanya meminta-minta apa yang menjadi keinginan dan kebutuhannya.” 

Semua orang yang kujumpai di Surga menjadi orang berusia dewasa.

Setiap tokoh Alkitab yang umurnya ratusan tahun, rambutnya putih, kulit tubuhnya sudah keriput, di Surga menjadi muda. Kulitnya bagus, rambutnya hitam, wajahnya bersinar. 


Hari ke 25

Sepulang dari kampus, aku merebahkan diri di lantai oleh karena cuaca yang panas. Karena lelah, aku tertidur….

Aku kembali bertemu dengan TUHAN YESUS, melihatNYA berdiri di jalan pasir kaca yang indah… sepertinya sudah menungguku sejak tadi. Hatiku senang sekali karena TUHAN YESUS menantikanku. Segera TUHAN YESUS menggandeng tanganku dan mengajakku berjalan.

“Kadang-kadang anak-anakKU tidak sadar bahwa AKU sudah lama menanti-nantikan mereka, AKU ingin anak-anakKU dekat kepadaKU berbincang-bincang denganKU, tetapi mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Baru ketika mereka mendapatkan kesulitan, mereka mencari AKU hanya untuk mendapatkan penyelesaian atas masalah-masalah mereka. Itupun AKU sudah merasa senang mereka mau menemui AKU, walaupun hanya untuk mendapatkan penyelesaian bagi masalah mereka. Setelah itu mereka melupakanKU… yang mereka inginkan hanya berkat-berkatKU, mujizat-mujizatKU, dan kesembuhan-kesembuhan dari AKU dan semua yang ada padaKU. Mereka tidak mengingini pribadiKU.”

Saat TUHAN berbicara, sesekali aku menoleh ke arah TUHAN YESUS, tampak dari wajahNYA yang lembut dan penuh kasih terpancar kesedihan. DIA sungguh-sungguh TUHAN yang mengasihi kita; anak-anakNYA, umat kepunyaanNYA. 

Aku terus berjalan bersama TUHAN dan bertemu dengan Yakobus, ia menyampaikan pesan, “Lakukan Firman TUHAN dengan setia, jangan hanya mendengarkan saja. Jangan menyimpang dari Firman TUHAN, hiduplah berkenan kepada TUHAN.” 

Kemudan aku bertemu dengan Petrus, yang berpesan, “Jangan pernah kamu berbalik dari imanmu kepada TUHAN, jangan pernah sekalipun kamu melukai hati TUHAN. Aku menyesal sewaktu hidupku aku pernah melukai hati TUHAN, padahal aku selalu bersama-sama dengan TUHAN. Tetapi puji syukur kepada TUHAN, aku seorang yang penakut bisa berada di sini, itu karena kemurahan TUHAN, kuasa TUHAN yang membuat hidupku berubah jadi berani memberitakan Injil dan menjadi berkat buat banyak orang sehingga sampai akhir hidupku aku mempertahankan imanku kepada TUHAN.”

Setelah itu aku bertemu dengan Daniel, pesannya, “Kamu harus menyembah TUHANmu dengan segenap hatimu sampai akhir hidupmu, jangan ada sesuatupun yang menggoyahkan iman percayamu kepada TUHAN, maka segala sesuatu akan diberitahukan kepadamu sampai akhir zaman tiba.” 

Aku tersentak kaget. “Aduh.. aku ketiduran.. tapi koq aku bertemu TUHAN saat aku tidur?” Aku merasa tidak sopan mengapa tidak dalam posisi berdoa, malah dalam posisi tidur…. “AKU bisa menyatakan segala sesuatu melalui apa saja, kapan saja, di mana saja, dan ketika engkau melakukan apapun, engkau bisa menemui AKU… karena AKU, TUHAN yang tidak terbatas. Dengan rohmu, engkau bisa menemui AKU kapan saja, di mana saja, saat engkau melakukan apapun. AKU bukan TUHAN yang dapat ditemui hanya dengan aturan-aturan agamawi, harus ini…harus itu… AKU bukan TUHAN yang dibatasi dengan aturan-aturan agamawi. Banyak orang yang jenuh dalam mempertahankan iman percayanya kepadaKU karena banyak dari mereka yang membatasi AKU. Dengan pikiran mereka membatasi pribadiKU bekerja dalam hidup mereka, banyak dari mereka yang terjebak dalam rutinitas ibadah, aturan-aturan agamawi sehingga mereka bosan, jenuh, kerohanian mereka tidak berkembang sampai akhirnya mereka mundur dalam mengikut AKU. Temuilah AKU, berbincang-bincanglah denganKU kapan saja, dimana saja, saat kamu melakukan apa saja, AKU TUHAN yang tidak terbatas.” 

( Bersambung ke part 3 )

Oleh: Vicaris Fernando

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://myhafiezers.blogspot.com/2012/07/cara-membuat-widget-sharing-melayang.html#ixzz2AK1dYFWO